Selasa, 08 September 2009

MENJEMPUT SURGA DENGAN BEKERJA

MENJEMPUT SURGA DENGAN BEKERJA


Pada suatu ketika, Sa’ad bin Musa Al-Anshari menuturkan sebuah kisah...
Bahwa pada waktu Rasulullah saw baru kembali dari Perang Tabuk...

Beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh...
Kulit tangannya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari...

“ Kenapa tanganmu “? Tanya rasulullah
“ Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku “, jawab Sa’ad


Rasulullah lalu mengambil tangan sa’ad dan menciumya seraya berkata
“ Inilah tangan yang tidak pernah disentuh api neraka “...

Dalam riwayat lain setelah mencium tangan pekerja beliau bersabda “ Hadzihi yaddun yuhibuhallahu wa Rasuuluhu “, inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya”. (HR. At-Thabari)


Saat membaca hadist ini sungguh ada makna yang sangat besar tentang arti bekerja..
Saya tidak dapat berfikir,
Bagaimana mungkin Rasulullah yang mulia itu mau mencium tangan Sa’ad??

Adakah hubungan yang istimewa antara bekerja dengan agama?

Ternyata saya sama sekali tidak bisa menganggap enteng perilaku Rasulullah ini..
Ada kaitan yang besar antara bekerja dengan kebahagian akhirat atau surga..

Rasulullah sangat menghormati orang yang mau bekerja keras...
Dan agama islam memandang persoalan ini secara luar biasa..

Seharusnya ini bisa merubah paradigma seorang muslim dalam memandang persoalan duniawi dan ukhrawi...

Sampai detik ini, masih banyak sahabat muslimin yang terjebak pada paradigma pemikiran dikotomis..
Pemilahan yang tajam antara urusan dunia dengan akhirat...

Coba amati, peradaban kaum muslimin secara umum jauh ketinggalan dengan mereka orang kaum non muslim hampir dari segala aspek kehidupan..

Atas ketinggalan itu, banyak orang yang resah..
Kenapa agama tidak bisa menjadi solusi bagi kehidupan dunia..

Bahkan tragisnya lagi...
Ada beberapa kelompok orang berpendapat bahwa yang terjadi sekarang memang sudah berjalan semestinya tanpa bisa dirubah lagi alias takdir..
Seolah-olah dunia memang tidak diperuntukan untuk kita kaum muslim..
Tapi diperuntukan untuk kaum kafir..mmmh??

Mereka beranggapan bahwa bagi mereka yang menguasai dunia, maka jangan harap akan memperoleh akhirat dan sebaliknya bagi mereka yang menginginkan akhirat maka lupakanlah dunia..

Dan paradigma seperti ini mendominasi pemikiran kaum muslimin...
Maka kita akhirnya lemah (baca tulisan : mengapa kita lemah di blog sebelumnya)

Malah ada yang bangga dengan kelemahannya..
Seolah-olah membantin dalam hati..
Sabar,sabar,sabar...semua ini sementara..
Tunggu kelak pada saatnya nanti..
Akan tiba waktunya dimana kita akan berbangga dengan kebahagiaan yang diberikan Allah di surga nanti...

Bahkan ada yang ekstrim..
Miskin, miskin dan miskinlah engkau..
Maka akan sedikit sekali yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah nantinya..

Kalimat-kalimat ini yang sering mereka berikan kepada anak-anak dan sahabat mereka...

Mengulas hadist diatas tadi..
Saya yakin ada yang salah atas pandangan islam terhadap persoalan dunia...

Kenapa Rasulullah sangat memuliakan orang yang bekerja?
Kenapa orang yang bekerja ditempatkan dalam posisi penting?

Ya sesungguhnya islam mengajarkan bahwa kita tidak hanya bahagia diakhirat tapi juga bahagia di dunia..

Ada hadist juga yang berbunyi :
“ bekerjalah engkau untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya
dan bekerjalah engkau untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati selamanya “


Dari hadis diatas jelas sekali Rasulullah tidak menginginkan kita melupakan dunia..
Dunia dan akhirat adalah salah satu rangkaian yang saling melengkapi..

Untuk mencapai hasil yang istimewa diakhirat kelak..
Maka kita harus berlaku dan beramal sholeh yaitu berlaku baik untuk urusan duniawi..

Dunia dan akhirat seperti hubungan sebab-akibat..
Kalau akhiratnya baik maka dunianya pasti baik...

Bukankah doa sapu jagad berarti begini..
“ Ya Allah, berikanlah kami kehidupan dunia yang baik dan kehidupan akhirat yang baik dan cegahlah kami dari api neraka ”


Dunia adalah pemandangan yang indah untuk akhirat nanti..
Bagaimana mungkin kita bisa ibadah dengan baik apabila kita tidak punya harta..
Bagaimana bisa sholat dengan khusuk jika kita tidak memiliki pakaian yang bersih..
Bukankah pakaian yang bersih harus dibeli dengan harta...

Ibadah ini yang maksimal supaya kehidupan didunia juga maksimal..
Ingat, hanya orang kaya yang bisa naik haji..
Yang bisa menunaikan zakat...
Yang bisa membangun tempat peribadatan..
Yang sanggup mendirikan dan membiayai berlangsungnya pendidikan..

Ada Firman Allah :

“ Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung “
(QS. Al Jumu’ah (62) : 10)


Menjemput surga dengan bekerja
Masihkah anda malas bekerja??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar